Setelah sekian lama terjerembab
oleh kesibukan yang lumayan menyita waktu di kampus. Akhirnya sekarang bisa
menyempatkan sedikit waktu saya untuk berbagi cerita ataupun sedikit pengetahuan yang saya
miliki. Untuk kali ini saya ingin mencoba sedikit mengulas tentang salah satu
slogan jawa “Sopo sing Jujur,Ajur” yang mempunyai makna bahwa barang siapa yang
Jujur akan semakin hancur. Untuk membahas slogan tersebut, terlebih dahulu akan
saya sampaikan tentang kejujuran terlebih dahulu.
Mengangkat topic tentang
Kejujuran merupakan pembicaraan yang mahal, Kejujuran tak ubahnya ibarat barang
langka, namun banyak orang yang mencarinya. Terasa susah mencari orang jujur
atau yang bisa dipercaya, bahkan tak jarang orang kepercayaan kita pun bisa
menjadi musuh dalam selimut. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini,
kejujuran merupakan modal yang paling mendasar. Keakuratan dalam memberikan
informasi, berita, data, fakta atau memberikan kesaksian, pengiklanan, jual
beli dan sebagainya semua tergantung kepada factor kejujuran. Contoh kecil saja
ketika kita menggunakan foto editan pada profil Facebook atau medsos lainnya
dengan tujuan untuk menjadikan foto tersebut terlihat lebih cantik atau lebih
keren dari yang aslinya untuk menarik lawan jenis. Banyak kasus seperti itu
yang telah terjadi yang membuat orang lain kecewa bahkan sampai menyebabkan
terjadinya penipuan, penculikan hingga pelecehan seksual.
Banyak motif yang menyebabkan
orang tidak mengindahkan kejujuran yang suci ini. Demi mengejar persaingan
posisi/jabatan, persaingan bisnis, persaingan dalam kompetisi olahraga, dan
dalam dunia pendidikan pun tak jarang dapat melupakan prinsip kejujuran.
Apabila dalam dunia pendidikan saja sudah terlepas dari prinsip-prinsip
kejujuran, maka bagaimana dengan yang di luar dunia pendidikan?
Demikian pula dalam rumah tangga, sangat perlu ditanamkan dan diterapkan prinsip kejujuran yang mulia ini. Betapa menyesalnya orang tua, bila sang anak sudah tidak bisa dipegang kejujurannya lagi? Betapa parahnya keretakan hubungan suami istri, bila keduanya tidak saling menaruh kepercayaan? Jika dalam keluarga saja ketidakjujuran membawa dampak negative yang luar biasa, maka bagaimana lagi dampak yang akan ditimbulkan dalam masyarakat yang lebih luas?
Demikian pula dalam rumah tangga, sangat perlu ditanamkan dan diterapkan prinsip kejujuran yang mulia ini. Betapa menyesalnya orang tua, bila sang anak sudah tidak bisa dipegang kejujurannya lagi? Betapa parahnya keretakan hubungan suami istri, bila keduanya tidak saling menaruh kepercayaan? Jika dalam keluarga saja ketidakjujuran membawa dampak negative yang luar biasa, maka bagaimana lagi dampak yang akan ditimbulkan dalam masyarakat yang lebih luas?
Jujur adalah Tanda Orang Yang Beriman
Sesungguhnya agama islam yang
dibawa oleh baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah agama yang
menjunjung tinggi prinsip kejujuran. Beliau sendiri adalah seorang yang
mendapat gelar Al-amin yang berarti orang yang dapat dipercaya. Karena Beliau
melandasi setiap tindakannya diatas prinsip kejujuran. Dalam Al Quran Allah
berfirman
“hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (At Taubah : 119)
Dalam ayat di atas, Allah
memerintahkan kepada oprang-orang yang beriman agar orang mereka bertaqwa dan
berjalan bersama orang-orang yang jujur. Artinya bahwa jika seseorang itu
beriman maka konsekwensinya harus bertaqwa, dan salah satu bentuk taqwa adalah
dengan bertindak dengan jujur. Karena kejujuran adalah tanda kesempurnaan iman
dan taqwa seseorang kepada Allah.
Lantas bagaimana dengan slogan
jawa yang mengatakan “Sopo sing Jujur,Ajur”? benarkah demikian? Mungkin slogan
tersebut mengambil dari keadaan yang kebanyakan terjadi sekarang. Di mana
sangat sulit menemukan orang yang jujur dan orang yang jujur biasanya kalah
walaupun tidak semuanya berakhir demikian. Contoh real yang paling dekat dengan
kita misalnya, Banyak siswa dari SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa yang masih
sering melakukan kecurangan pada saat ujian. Atau contoh lainnya adalah ketika
sebagian besar politikus yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh
kekuasaannya sehingga orang-orang yang jujur akan mudah tersingkirkan.
Dilihat dengan sudut pandang akal
pendek kita mungkin slogan tersebut memang benar adanya. Tetapi jika kita
telusur lebih jauh lagi maka akan berbeda hasilnya. Dan slogan seperti itu juga
mengajarkan kita akan sesuatu yang negative, mengapa demikian? Karena orang
akan beranggapan bahwa kejujuran akan
membuat kita hancur dan kalah bersaing. Sehingga orang akan lebih memilih untuk
meninggalkan prinsip-prinsip kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Bukannya
memperbaiki suatu kerusakan malah justru semakin memperparah keadaan.
Setiap yang menabur biji kebaikan
pasti ia akan menuai kebaikan dan demikian pula setiap yang menabur biji
kejelekan pasti ia akan menuai kejelekan pula. Ini merupakan sunatullah(
ketetapan dari Allah) yang sejalan dengan fitrah yang suci. Jujur merupakan
amalan yang amat terpuji. Dari sebuah kejujuran maka akan tegak kebenaran,
keadilan dan sekian banyak kebaikan di balikna. Hati akan menjadi lebih tenang
dan tentram. Karena orang yang jujur itu tidak mengurangi atau menzhalimi hak
orang lain. Sehingga menambah keparcayaan dari orang lain.
Cobalah perhatikan, bila
seseorang berkata atau bertindak jujur, maka orang lain akan merasa dihormati,
diperlakukan adil, tidak dizhallimi atau dikhianati. Sehingga menmbuhkan sikap
saling percaya, menambah rajutan ukhuwah dan mahabbah(kasih saying). Namun
sebaliknya, dari ketidakjujuran akan menyebabkan terjatuh dalam perbuatan
zhalim dan curang yang menyebabkan memudarnyasikap saling percaya bahkan akan timbul
kedengkian, permusuhan dan sikap jelek lainnya. Jadi kesimpulannya adalah, jika
kita masih bisa bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kejujuran mengapa kita
harus berbuat sesutau yang tidak jujur?
Ingat! Jujur itu mahal, jadi mau
jadi orang yang mahal da dihargai orang lain atau menjadi orang yang murahan
yang dengan mudahnya diinjak-injak oleh orang lain.? Ya, jawabannya ada pada
diri kita sendiri. Rasul aja jujur masa kamu engga.
#AyoJujur #SaveKejujuran
#JujurItuIndah #JujurAlaRasulullah
Sumber referensi : Buletin saku
Al Ilmu Edisi 01[1435 H]
Semarang, 1 Oktober 2015