Antara Wajib dan Sunnah
Oleh: Aji Prayoga
Segala
Puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kita kesempatan untuk berada di Bulan
yang mulia ini, bulan yang penuh ampunan, bulan dimana diturunkannya wahyu
pertama kali kepada Rasulullah SAW.
Kita
perlu bersyukur ketika berjumpa dengan Ramadhan, di bulan ini lah masjid-masjid
mulai ramai kembali hingga dirasa sangat kecil ketika harus menampung jamaah
sholat. Karena di bulan inilah keimanan kita mulai naik. Yang biasanya jarang
baca Al Quran mulai mencoba untuk membacanya, yang tidak terbiasa sholat sunnah
jadi rajin sholat sunnah. MasyaAllah, semoga keindahan ini senantiasa istiqomah
datang di bulan-bulan selanjutnya.
Di
setiap ramadhan, ada fenomena yang telah mengakar dan terus terulang dari tahun
ke tahun. Ada sebagian orang yang membolak-balikkan esensi wajib dan Sunnah. Fenomena
itu dapat kita saksikan di sekitar kita. Lihatlah ketika datang sholat tarawih,
orang-orang mulai ramai memenuhi masjid. Bahkan beberapa masjid memasang tenda
(tratak) karena ruangan masjid tidak cukup untuk menampung jamaah. Begitu
bersemangatnya orang-orang untuk melaksanakan sholat sunnah Tarawih yang memang
hanya ada ketika bulan Ramadhan saja.
Namun,
coba kita bandingkan dengan waktu sholat yang lain, bagaimana jamaah sholat
subuh? Duhur dan Ashar? Sangat jauh berbeda, satu shaf terisi penuh saja sudah
bagus. Misalnya saja di masjid tempat tinggal saya, ketika sholat subuh masih
lumayan bagus terisi lebih dari satu shaf. Namun ketika datang waktu duhur,
adzan dilantunkan tak mampu menggerakkan hati-hati mereka untuk datang ke
masjid. Dan ini hampir terjadi di seluruh lapisan masyarakat Indonesia, belum
tahu bagaimana kalau di Negara lain, mungkin saja ada juga yang sama seperti
ini.
Ibadah
wajib adalah ibadah yang ketika mengerjakannya mendapat pahala dan ketika kita
meninggalkannya maka akan mendapat dosa. Sedangkan Ibadah yang ukumnya sunnah
adalah ibadah yang apabila kita mengerjakannya mendapat pahala, namun ketika
kita meninggalkannya tidak berdosa. Jadi kesimpulannya Ibadah WAJIB lebih
Penting dari pada Ibadah SUNNAH. Namun ketika kita melihat fenomena di atas,
justru kebalik. Orang-orang menyukai yang sunnah tapi mengabaikan yang wajib.
Sholat tarawih sangat ramai, tapi sholat duhur sepi. Dan ini harus dirubah,
masyarakat harus disadarkan akan pentingnya Ibadah Fardlu (contoh: sholat 5
waktu).
Tulisan
tidak ingin mengendorkan semangat untuk melaksanakan ibadah yang sunnah, namun
harapannya adalah untuk memunculkan semangat yang sama atau bahkan lebih dalam
melaksanakan ibadah wajib. Karena laki-laki itu wajib sholat 5 waktu berjamaah dan lebih utama di Masjid.
Mari
kita sama-sama perbaiki niat kita, perbaiki sholat kita. Semangat sholat duhur
jangan sampai kalah dengan semangat kita sholat tarawih. Semoga kita senantiasa dalam lidungan Allah,
dan mudah-mudahan kita masih diberikan nikmat untuk berjumpa bulan Ramadhan
tahun depan. Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan.
Semarang,
1 Juni 2017
Sekolah
Penghafal Al Quran (SPA) Rijalul Quran