Thursday, September 15, 2016

Pacaran Nggak yaa




Kalau kebanyakan orang ditanya “kapan nikah” waktu lebaran atau “kapan nyusul” kalau waktu kondangan, bagi sebagian jomblo itu pertanyaan yang bikin nyesek  sob. Maka hindari pertanyaan seperti itu, dan sebaiknya kita ganti dengan doa “semoga cepat nikah ya sob”, “semoga segera menyusul ya kawan”. Nah kalau seperti ini kan lebih adem di hati, iya kan sob.
Berbeda dengan saya yang jomblo tulen sob, saya kuliah di Semarang sejak 2014 yang lalu. Ketika momen pulang kampung sering sekali saya  diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan tentang jodoh dan pacar. Udah punya pacar belum? Pacarnya anak mana? Kapan ngajak pacarmu main kesini? Aji kamu jangan pacaran dulu ya, fokus sama kuliahmu (red: nasihat orang tua). Yang terakhir yang paling jleb di hati, hehe. Ini adalah percakapan terakhir saya dengan bude waktu momen pulkam bulan agustus ini:
Bude        : Aji pacarmu orang mana? Coba bude ingin lihat fotonya
Aji           : Aji nggak mau pacaran bude, mau langsung menikah saja.
Bude        : lhaa nanti nyari pasangannya bagaimana? Ya pacaran dulu baru menikah to ji.
Aji       : Pasangan mah gampang bude, Allah sudah punya cara dan jalanNya sendiri untuk mempertemukan kedua insan yang mau menikah, Jadi tidak usah khawatir tidak ketemu sama jodoh. Lantas pacaran itu memangnya budaya siapa coba? Masa iya belum halal udah pegang-pegangan, udah cium sana sini.
Bude      : Itukan tergantung diri kita ji, makanya harus pintar-pintar ngontrol iman. Asalkan kamu masih bisa ngontrol cara pacaran kamu kan nggak apa apa to?
Aji         : Maka dari itu bude, iman saya kan masih lemah jadi lebih baik menghindari pacaran. Orang yang imanya udah tinggi aja masih tergoda kok, karena setan yang menggoda semakin tinggi juga tingkatnya. Hehe
Bude       : ya sudahlah terserah kamu saja.
Aji          : hehe,, nanti segera saya ajak istri saya kesini bude. :D
Itu dia sedikit percakapan saya dengan bude saya, Kenapa saya lebih memilih menjomblo atau lebih enaknya kata kang Abay menyebutnya dengan Single Lillah, single karena Allah.  Saya memilih tidak pacaran karena  yang pertama saya lebih memilih untuk mempersiapkan diri menjadi orang yang lebih baik tanpa terganggu oleh status saya  yang memiliki hubungan pacaran dengan orang lain. Jodoh itu kan cerminan diri kita sendiri, berarti kalau kita orang baik sama orang baik, kalo kita orang jahat jodohnya orang jahat juga dong, kalo kita sering ke pengajian ya biasanya ketemu jodoh juga di pengajian atau orang yang suka datang kajian, terus kalau kita seringnya nongkrong yang ngga ada manfaatnya kemungkinan jodoh kita juga sering ngelakuin hal yang sama kayak kita. Kalau nggak percaya buka aja deh Al Quran Surah An Nur ayat 26, disitu dijelaskan bahwa wanita yang keji (tidak baik) akan mendapat lelaki yang keji pula dan wanita yang baik akan mendapat lelaki yang baik juga.
Dari firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus menjadi orang baik terlebih dahulu untuk mendapat pasangan yang baik. Rumusnya sudah paten seperti itu sob jangan nawar-nawar lagi ya. Yang kedua agar saya tidak memiliki riwayat mantan pacar, terus kalau yang udah punya mantan biar riwayat mantannya nggak banyak-banyak amat. Misalkan kalau kita udah berkeluarga dan sedang diterpa badai rumah tangga, maka tidak ada kata mantan yang dilibatkan dalam kasus itu. Bebas mantan juga menghindari kita dari rasa kangen sama mantan kita, bagaimana coba kalau kita sudah menikah dan tiba-tiba ketemu mantan, kangen mantan, atau dihubungi sama mantan. Nanti ujung-ujungnya bakalan keinget sama masa-masa bermesraan dengan sang mantan, bahaya kan kalau sampai terjadi badai yang lebih dahsyat karena simpan menyimpan mantan. segeralah bertobat meminta ampunan dari Allah atas segala dosa.
Yang ketiga,  Pacaran itu hanya mencari kesenangan sob, bukan mencari ketenangan apalagi mencari kepastian masa depan. Pacaran itu biasanya hanya karena dorongan nafsu semata sob, dan sudah tahu kan bahwa nafsu itu dikendalikan oleh syaitan? Makanya kita harus pinter-pinter mengelola nafsu kita sob. Jangan sampai kita diperbudak oleh nafsu.
Dari percakapan saya dengan bude saya, yang perlu diluruskan di sini adalah paradigma masyarakat kita yang sudah tercemar oleh budaya pacaran sebelum menikah. Sebagian orang tua biasanya akan bangga jika anaknya sudah punya pacar, berarti anaknya sudah laku. Bahkan tidak sedikit yang mengizinkan anak perempuanya dibawa oleh laki-laki yang bukan mahram pada malam hari. untuk apa lagi keluar malam dengan orang yang bukan mahram kalau bukan untuk berzina (zina mata, zina kaki, zina tangan, zina kemaluan dsb). Na’udzubillah.
Yuk Sob kita jaga hati, jaga pandangan dan jaga kehormatan kita sebagai manusia yang beradab. Say NO to PACARAN


Semarang, 13 September 2016