Kalau
kebanyakan orang ditanya “kapan nikah” waktu lebaran atau “kapan nyusul” kalau
waktu kondangan, bagi sebagian jomblo itu pertanyaan yang bikin nyesek sob. Maka hindari pertanyaan seperti itu, dan
sebaiknya kita ganti dengan doa “semoga cepat nikah ya sob”, “semoga segera
menyusul ya kawan”. Nah kalau seperti ini kan lebih adem di hati, iya kan sob.
Berbeda
dengan saya yang jomblo tulen sob, saya kuliah di Semarang sejak 2014 yang
lalu. Ketika momen pulang kampung sering sekali saya diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan
tentang jodoh dan pacar. Udah punya pacar belum? Pacarnya anak mana? Kapan
ngajak pacarmu main kesini? Aji kamu jangan pacaran dulu ya, fokus sama
kuliahmu (red: nasihat orang tua). Yang terakhir yang paling jleb di hati,
hehe. Ini adalah percakapan terakhir saya dengan bude waktu momen pulkam bulan
agustus ini:
Bude : Aji pacarmu orang mana? Coba bude ingin
lihat fotonya
Aji : Aji nggak mau pacaran bude, mau
langsung menikah saja.
Bude : lhaa nanti nyari pasangannya bagaimana?
Ya pacaran dulu baru menikah to ji.
Aji : Pasangan mah gampang bude, Allah
sudah punya cara dan jalanNya sendiri untuk mempertemukan kedua insan yang mau
menikah, Jadi tidak usah khawatir tidak ketemu sama jodoh. Lantas pacaran itu
memangnya budaya siapa coba? Masa iya belum halal udah pegang-pegangan, udah
cium sana sini.
Bude : Itukan tergantung diri kita ji, makanya
harus pintar-pintar ngontrol iman. Asalkan kamu masih bisa ngontrol cara
pacaran kamu kan nggak apa apa to?
Aji : Maka dari itu bude, iman saya kan
masih lemah jadi lebih baik menghindari pacaran. Orang yang imanya udah tinggi
aja masih tergoda kok, karena setan yang menggoda semakin tinggi juga
tingkatnya. Hehe
Bude : ya sudahlah terserah kamu saja.
Aji : hehe,, nanti segera saya ajak istri
saya kesini bude. :D
Itu
dia sedikit percakapan saya dengan bude saya, Kenapa saya lebih memilih
menjomblo atau lebih enaknya kata kang Abay menyebutnya dengan Single Lillah,
single karena Allah. Saya memilih tidak
pacaran karena yang pertama saya lebih memilih untuk mempersiapkan diri menjadi
orang yang lebih baik tanpa terganggu oleh status saya yang memiliki hubungan pacaran dengan orang
lain. Jodoh itu kan cerminan diri kita sendiri, berarti kalau kita orang baik
sama orang baik, kalo kita orang jahat jodohnya orang jahat juga dong, kalo
kita sering ke pengajian ya biasanya ketemu jodoh juga di pengajian atau orang
yang suka datang kajian, terus kalau kita seringnya nongkrong yang ngga ada
manfaatnya kemungkinan jodoh kita juga sering ngelakuin hal yang sama kayak
kita. Kalau nggak percaya buka aja deh Al
Quran Surah An Nur ayat 26, disitu dijelaskan bahwa wanita yang keji (tidak
baik) akan mendapat lelaki yang keji pula dan wanita yang baik akan mendapat
lelaki yang baik juga.
Dari
firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus menjadi orang baik
terlebih dahulu untuk mendapat pasangan yang baik. Rumusnya sudah paten seperti
itu sob jangan nawar-nawar lagi ya. Yang
kedua agar saya tidak memiliki riwayat mantan pacar, terus kalau yang udah
punya mantan biar riwayat mantannya nggak banyak-banyak amat. Misalkan kalau
kita udah berkeluarga dan sedang diterpa badai rumah tangga, maka tidak ada
kata mantan yang dilibatkan dalam kasus itu. Bebas mantan juga menghindari kita
dari rasa kangen sama mantan kita, bagaimana coba kalau kita sudah menikah dan
tiba-tiba ketemu mantan, kangen mantan, atau dihubungi sama mantan. Nanti
ujung-ujungnya bakalan keinget sama masa-masa bermesraan dengan sang mantan,
bahaya kan kalau sampai terjadi badai yang lebih dahsyat karena simpan
menyimpan mantan. segeralah bertobat meminta ampunan dari Allah atas segala
dosa.
Yang ketiga, Pacaran itu hanya mencari kesenangan sob,
bukan mencari ketenangan apalagi mencari kepastian masa depan. Pacaran itu
biasanya hanya karena dorongan nafsu semata sob, dan sudah tahu kan bahwa nafsu
itu dikendalikan oleh syaitan? Makanya kita harus pinter-pinter mengelola nafsu
kita sob. Jangan sampai kita diperbudak oleh nafsu.
Dari
percakapan saya dengan bude saya, yang perlu diluruskan di sini adalah
paradigma masyarakat kita yang sudah tercemar oleh budaya pacaran sebelum
menikah. Sebagian orang tua biasanya akan bangga jika anaknya sudah punya
pacar, berarti anaknya sudah laku. Bahkan tidak sedikit yang mengizinkan anak
perempuanya dibawa oleh laki-laki yang bukan mahram pada malam hari. untuk apa
lagi keluar malam dengan orang yang bukan mahram kalau bukan untuk berzina
(zina mata, zina kaki, zina tangan, zina kemaluan dsb). Na’udzubillah.
Yuk
Sob kita jaga hati, jaga pandangan dan jaga kehormatan kita sebagai manusia
yang beradab. Say NO to PACARAN
Semarang, 13 September 2016