Wednesday, December 28, 2016

Mahasiswa Bengal, Makan sambil Jalan dan Buang Sampah Sembarangan



Jurnalikanews- Mahasiswa adalah pelajar atau siswa dengan tingkatan yang paling tinggi dengan gelar kemahaannya. Ada yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah agen of change, social control dan iron stock atau bahkan iron man. Dengan gelar yang disandangnya mahasiswa harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat, apalagi jika dia adalah mahasiswa yang berasal dari desa yang belum banyak terdapat mahasiswa di situ. Biasanya dia akan menjadi sumber rujukan oleh masyarakat di lingkungannya. Maka, mahasiswa memang harus mempunyai akhlak yang baik agar dia bisa memberikan dampak positif kepada lingkungannya.
Namun tidak semua jalan itu lurus, terdapat tikungan dan persimpangan. Seperti yang saya temui beberapa waktu lalu di kampus tempat saya menimba ilmu. Waktu itu adzan sudah berkumandang, sang imam sedang menunggu jamaah yang sudah berada di dalam masjid maupun yang masih memandangi sepatu mereka di teras masjid. Saya bergegas  menuju masjid berjalan dari lorong kelas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari masjid.
Ketika perjalanan menuju masjid itulah saya bertemu dengan mahasiswa “bengal” yang tepat berjalan di depan saya. Mengapa saya sebut dia dengan sebutan mahasiswa Bengal, karena pada saat berjalan itulah dia dengan pedenya membuang sampah plastik tepat di depan saya berjalan padahal tak kurang dari 10 meter dari posisinya terdapat tempat sampah yang sudah disediakan oleh pengelola kampus. saya lihat dari cara dia berjalan, sepertinya dia tidak merasa bersalah sama sekali. Bahkan dia berjalan sambil menikmati makanan yang wadahnya dia buang beberapa detik yang lalu. Dari sikapnya yang cuek terhadap sampah dan tata cara makan yang baik, saya rasa dia pantas kalau saya beri dia predikat mahasiswa Bengal. Saya suka mahasiswa Bengal, tapi mahasiswa Bengal seperti Soekarno yang tidak gentar melawan kolonialisme dan imprealisme, Bengal terhadap ketidakadilan dan Bengal terhadap kebodohan bukan Bengal dan cuek terhadap lingkungan sekitar.
Namun entah mengapa pada saat itu saya tidak langsung berani merespon mahasiswa Bengal itu dengan menegurnya, pikiranku masih terfokus untuk mengejar shaff terdepan di jamaah shalat ashar itu. Semoga di lain kesempatan ketika melihat suatu ke-bengalan lagi, saya bisa bertindak proaktif. Negeri ini membutuhkan orang-orang baik yang mampu berperan dan bertindak aktif. (Aji Prayoga)