Jurnalikanews-
Mahasiswa adalah pelajar atau siswa dengan tingkatan yang paling tinggi dengan
gelar kemahaannya. Ada yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah agen of change,
social control dan iron stock atau bahkan iron man. Dengan gelar yang
disandangnya mahasiswa harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat, apalagi
jika dia adalah mahasiswa yang berasal dari desa yang belum banyak terdapat
mahasiswa di situ. Biasanya dia akan menjadi sumber rujukan oleh masyarakat di
lingkungannya. Maka, mahasiswa memang harus mempunyai akhlak yang baik agar dia
bisa memberikan dampak positif kepada lingkungannya.
Namun
tidak semua jalan itu lurus, terdapat tikungan dan persimpangan. Seperti yang
saya temui beberapa waktu lalu di kampus tempat saya menimba ilmu. Waktu itu
adzan sudah berkumandang, sang imam sedang menunggu jamaah yang sudah berada di
dalam masjid maupun yang masih memandangi sepatu mereka di teras masjid. Saya
bergegas menuju masjid berjalan dari
lorong kelas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari masjid.
Ketika
perjalanan menuju masjid itulah saya bertemu dengan mahasiswa “bengal” yang
tepat berjalan di depan saya. Mengapa saya sebut dia dengan sebutan mahasiswa
Bengal, karena pada saat berjalan itulah dia dengan pedenya membuang sampah
plastik tepat di depan saya berjalan padahal tak kurang dari 10 meter dari
posisinya terdapat tempat sampah yang sudah disediakan oleh pengelola kampus. saya
lihat dari cara dia berjalan, sepertinya dia tidak merasa bersalah sama sekali.
Bahkan dia berjalan sambil menikmati makanan yang wadahnya dia buang beberapa
detik yang lalu. Dari sikapnya yang cuek terhadap sampah dan tata cara makan
yang baik, saya rasa dia pantas kalau saya beri dia predikat mahasiswa Bengal.
Saya suka mahasiswa Bengal, tapi mahasiswa Bengal seperti Soekarno yang tidak
gentar melawan kolonialisme dan imprealisme, Bengal terhadap ketidakadilan dan
Bengal terhadap kebodohan bukan Bengal dan cuek terhadap lingkungan sekitar.
Namun
entah mengapa pada saat itu saya tidak langsung berani merespon mahasiswa
Bengal itu dengan menegurnya, pikiranku masih terfokus untuk mengejar shaff
terdepan di jamaah shalat ashar itu. Semoga di lain kesempatan ketika melihat
suatu ke-bengalan lagi, saya bisa bertindak proaktif. Negeri ini membutuhkan
orang-orang baik yang mampu berperan dan bertindak aktif. (Aji Prayoga)