PPB Bandung dan Peserta LMD 184 (26 Desember 2016) |
Tiga bulan sebelumnya, saya pernah menyempatkan
berkunjung ke kota ini karena ada acara di ITB. Dan itu pun lagi-lagi dengan
beberapa alumni PPB, dan momen itu juga tak terlewatkan untuk ajang reuni
dengan PPB Bandung Raya. Alhamdulillah, kemarin juga diberi kesempatan untuk
berkunjung ke Bandung lagi. Namun kali ini saya sendirian, maklum kan jomblo.
Pada kesempatan kali ini, misi saya ke Bandung adalah ingin berkunjung ke
Ponpes Daarut Tauhiid di Geger Kalong, Bandung. Letaknya tidak jauh dari Kampus
UPI hanya 5 menit dari gerbang utama UPI. Dan misi yang kedua adalah
silaturahim dengan ketua LDK (UKDM UPI) dan silaturahim dengan alumni PPB juga
tentunya.
Sore itu di tengah sujud nan khusyuk, hati ini
terasa menggelora. Ada rasa yang berbeda dari biasanya, kenyamanan yang haqiqi
yang jarang sekali saya rasakan. Berada di lingkungan orang sholih rupanya
membuat hati ini merasa nyaman, membuat diri ini semakin terpacu untuk berbuat
kebaikan. Sore itu saya sholat ashar di Masjid Daarut Tauhiid bersama dengan
ratusan jamaah yang memenuhi sudut sudut masjid. Atau bahkan jumlahnya ribuan,
karena saya hanya melihat jamaah putra saja, jamaah putri terpisah oleh hijab
yang membuat pandangan ini tidak bisa melacak kebaradaan mereka.
Setelah sholat ashar, ada kajian rutin untuk umum
yang diselenggarakan oleh Daarut Tauhiid. Namun saya memutuskan untuk
meninggalkan masjid untuk bertemu kawan dari UKDM UPI dan berencana mengikuti
kajian yang ba’da isya saja. Di UPI kami saling berbagi banyak hal mengenai
kondisi kampus khususnya kondisi Dakwah Kampus yang masing-masing kampus memang
memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Walaupun UPI dan UNNES sama-sama kampus
eks IKIP namun kondisi Dakwah di kampus kami pun memang berbeda. Ya disinilah
nikmatnya silaturahim, ketika kami baru pertama kali bertemu namun seperti
sudah saling mengenal lama. Inilah ukhuwah islamiyah yang menyatukan kami.
Dari Kiri : Peri Maulana, Ahmad Fauzan Aqil, Aji Prayoga |
Namun inilah nikmatnya jadi mahasiswa, bisa
jalan-jalan ikut event kesana kemari hanya karena menyandang status mahasiswanya.
Kalau saya bukan mahasiswa, mana mungkin saya bisa ikut PPB yang penuh makna
ini, mana mungkin saya dateng ke Bandung buat silaturahim sama ketua UKDM, atau
hal-hal special lainnya.
Semua memang karena PPB, saya bisa dateng ke luar
kota tanpa harus membayar biaya penginapan, tanpa harus bingung nyari tempat
tujuan kita disana, tanpa harus kita merasa kesepian disana. Wkwkwk. Thanks
buat Bintang, Noufal Uwak, Fadli dan PPB Jakarta yang sudah mau direpoti buat
tempat nginep, antar jemput dan nemenin waktu di Jakarta. Hatur Nuhun buat kang
Peri yang juga sudah saya repoti buat nginep, jadi tour guide dan udah bayarin
makan (*Duh Jadi enak hehe). Buat Kabid Marketing Program UKDM yang juga anak
PPB Bandung yang udah Fotoin kami bertiga (Saya, Kang Peri dan Kang Fauzan
ketua UKDM), ini anak dihubungi cukup susah tapi Alhamdulillah nggak sengaja
ketemu di depan Masjid Al Furqon. Lambaian tangan dan senyumnya masih bisa
dikenali walau dari jauh, tapi ya gitulah akhirnya Cuma jadi tukang foto doang
karena super duper sibuk dengan amanah yang dia emban. Selain jadi Kabid
Marketing program UKDM, kader AB2 yang satu ini juga aktivis salman dan Dirjen
Kominfo (atau Infokom, urang lupa deui) BEM REMA UPI. Wew,,, semoga semakin
jadi akhawat tangguh ya. Saya juga nggak boleh kalah dong, akhawat aja bisa
masa ikhwan enggak sih. Tuh kan, anak-anak PPB emang bener-bener menginspirasi.
Jadi siap untuk terus berkarya, karena karya kita memang bener-bener berharga.
Kisah
ini saya tulis mulai dari ketika saya berada di Jakarta, Bandung, Purwokerto
dan saya selesaikan di Semarang.
Jakarta-Bandung-Purwokerto-Semarang,
11-19 April 2017