Salah satu moment jalan-jalan @Malioboro |
Gue adalah orang
yang suka sekali berpergian kesana kemari dan tertawa ( eh malah jadi
nyanyi). Kalo kata anak jaman now nih ya lebih sering disebut travelling. Kita
sebut sajalah Jalan-jalan, pake bahasa pribumi biar lebih dramatis. Ketika
jalan-jalan ke luar kota, gue sih lebih seringnya menggunakan transportasi
umum daripada harus capek-capek naik sepeda motor. Karena, yang pertama bisa
buat tidur, bisa sambil baca buku, bisa sambil musikan dan yang paling seru
adalah bisa ketemu sama orang-orang baru yang bisa kita ajak ngobrol. Apalagi
kalau ketemu sama ukhti-ukhti calon jodoh. Bakalan betah deh pokoknya.
Setiap Perjalanan pasti selalu meninggalkan banyak
cerita. Pernah ketinggalan kereta? Beloom. Pernah ketinggalan pesawat? Belum.
Pernah kecopetan? Belum juga. Terus apa dong yang mau di ceritain? Yang
diceritain yang bagus bagus aja dah. Wkwkwk
Oke, yang pertama gue ingin cerita tentang moda
transportasi yang pernah gue pakai. Banyak ya mulai dari ojek, bus, becak,
busway, BRT, bus trans jogja, bus trans solo, bus trans Bandung, Kereta api,
taksi, pesawat televisi, pesawat telepon. Mulai dari yang kelas ekonomi biasa,
ekonomi ac. Bisnis, eksekutif, hingga kelas masak juga udah pernah gue jabanin.
Tapi jujur kalau naik bus gue lebih suka yang bus patas minimal kelas bisnis
seat 2-2. Karena bus patas tidak akan ngetem lama nyari penumpang di jalanan,
penumpangnya maksimal sesuai kapasitas tempat duduk dan yang paling penting
lebih aman ketika kita mendapat tempat duduk di sebelah cewek. Karena ruang
tempat duduknya cukup luas jadi kita lebih aman dari risiko bersentuhan dengan
lawan jenis yang bukan makhrom. Udah sering denger kan kalo banyak terjadi
pelecehan seksual di bus atau kereta yang sesak dengan penumpang. Dari sinilah
gue bercita-cita ingin menjadi pengusaha di bidang transportasi yang akan
membuat model BUS SYARI. Jadi para penumpang akan mendaatkan nomor tempat duduk
dengan sesama jenisnya kecuali dia bersama dengan makhromnya, boleh
bersebelahan. Aamiinkan sajalah ya sob.
Dalam suatu perjalan, kita juga bisa belajar banyak
hal. Ketika bareng rombongan misalnya, karena gue ngga sendiri otomatis kita
harus menunjuk satu pemimpin rombongan. Sudah jelaskan, kita belajar tentang
kepemimpinan disitu. Kita juga bisa belajar tentang kesabaran dan belajar untuk
menahan ego kita masing masing. Iya dong, ngga bisa kita egois ninggalin
temen-temen kita walaupun mereka sering merepotkan misalnya, atau ninggalin
temen karena dia jalannya pelan dan suka berhenti. Gue pernah merasakan, dua kali
malahan. waktu itu ketika acara PPB 10 dan Munas FULDFEI. Gue bareng kan sama
delegasi UNNES yang mayoritas akhwat (cewek). Ketika acara selesai, temen-temen
harus pulang hari itu juga karena besoknya sudah kuliah. Tapi gue punya waktu
banyak, bisa pulang besoknya lagi. Dan sebenernya gue pengennya balik besok,
karena mau jalan-jalan dulu sama temen-temen peserta lain, jarang-jarang ketemu
juga kan sama mereka-mereka. Tapi, karena gue punya tanggung jawab jadi
pemimpin perjalan maka gue harus ikut balik ngawal temen-temen sampai balik ke
tempatnya masing-masing. Walaupun sebenernya nyesek sih, tapi ya harus belajar
merelakan juga. Nah disitulah diuji kesabaran, egosentrisme, keikhlasan dan ah
sudahlah.
Sekali lagi, kita harus menahan ego kita masing-masing. Ada lebih banyak keseruan ketka perjalanmu bareng sama temen, apalagi sama pasangan halal. Eyaakkk. Oke deh, sementara ini dulu cerita gue tentang perjalanan, masih banyak tempat yang pengen gue kunjungi dan aka nada banyak lagi cerita-cerita tentang perjalanan, terutama perjalan kehidupan ini.
Kereta Api Kamandaka Purwokerto - Semarang, 7 November 2017
Sekali lagi, kita harus menahan ego kita masing-masing. Ada lebih banyak keseruan ketka perjalanmu bareng sama temen, apalagi sama pasangan halal. Eyaakkk. Oke deh, sementara ini dulu cerita gue tentang perjalanan, masih banyak tempat yang pengen gue kunjungi dan aka nada banyak lagi cerita-cerita tentang perjalanan, terutama perjalan kehidupan ini.
Kereta Api Kamandaka Purwokerto - Semarang, 7 November 2017
No comments:
Post a Comment