Tuesday, November 7, 2017

PERJALANAN



Salah satu moment jalan-jalan @Malioboro


Gue adalah orang  yang suka sekali berpergian kesana kemari dan tertawa ( eh malah jadi nyanyi). Kalo kata anak jaman now nih ya lebih sering disebut travelling. Kita sebut sajalah Jalan-jalan, pake bahasa pribumi biar lebih dramatis. Ketika jalan-jalan ke luar kota, gue sih lebih seringnya menggunakan transportasi umum daripada harus capek-capek naik sepeda motor. Karena, yang pertama bisa buat tidur, bisa sambil baca buku, bisa sambil musikan dan yang paling seru adalah bisa ketemu sama orang-orang baru yang bisa kita ajak ngobrol. Apalagi kalau ketemu sama ukhti-ukhti calon jodoh. Bakalan betah deh pokoknya.
Setiap Perjalanan pasti selalu meninggalkan banyak cerita. Pernah ketinggalan kereta? Beloom. Pernah ketinggalan pesawat? Belum. Pernah kecopetan? Belum juga. Terus apa dong yang mau di ceritain? Yang diceritain yang bagus bagus aja dah. Wkwkwk
Oke, yang pertama gue ingin cerita tentang moda transportasi yang pernah gue pakai. Banyak ya mulai dari ojek, bus, becak, busway, BRT, bus trans jogja, bus trans solo, bus trans Bandung, Kereta api, taksi, pesawat televisi, pesawat telepon. Mulai dari yang kelas ekonomi biasa, ekonomi ac. Bisnis, eksekutif, hingga kelas masak juga udah pernah gue jabanin. Tapi jujur kalau naik bus gue lebih suka yang bus patas minimal kelas bisnis seat 2-2. Karena bus patas tidak akan ngetem lama nyari penumpang di jalanan, penumpangnya maksimal sesuai kapasitas tempat duduk dan yang paling penting lebih aman ketika kita mendapat tempat duduk di sebelah cewek. Karena ruang tempat duduknya cukup luas jadi kita lebih aman dari risiko bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan makhrom. Udah sering denger kan kalo banyak terjadi pelecehan seksual di bus atau kereta yang sesak dengan penumpang. Dari sinilah gue bercita-cita ingin menjadi pengusaha di bidang transportasi yang akan membuat model BUS SYARI. Jadi para penumpang akan mendaatkan nomor tempat duduk dengan sesama jenisnya kecuali dia bersama dengan makhromnya, boleh bersebelahan. Aamiinkan sajalah ya sob.
Dalam suatu perjalan, kita juga bisa belajar banyak hal. Ketika bareng rombongan misalnya, karena gue ngga sendiri otomatis kita harus menunjuk satu pemimpin rombongan. Sudah jelaskan, kita belajar tentang kepemimpinan disitu. Kita juga bisa belajar tentang kesabaran dan belajar untuk menahan ego kita masing masing. Iya dong, ngga bisa kita egois ninggalin temen-temen kita walaupun mereka sering merepotkan misalnya, atau ninggalin temen karena dia jalannya pelan dan suka berhenti. Gue pernah merasakan, dua kali malahan. waktu itu ketika acara PPB 10 dan Munas FULDFEI. Gue bareng kan sama delegasi UNNES yang mayoritas akhwat (cewek). Ketika acara selesai, temen-temen harus pulang hari itu juga karena besoknya sudah kuliah. Tapi gue punya waktu banyak, bisa pulang besoknya lagi. Dan sebenernya gue pengennya balik besok, karena mau jalan-jalan dulu sama temen-temen peserta lain, jarang-jarang ketemu juga kan sama mereka-mereka. Tapi, karena gue punya tanggung jawab jadi pemimpin perjalan maka gue harus ikut balik ngawal temen-temen sampai balik ke tempatnya masing-masing. Walaupun sebenernya nyesek sih, tapi ya harus belajar merelakan juga. Nah disitulah diuji kesabaran, egosentrisme, keikhlasan dan ah sudahlah.
 Sekali lagi, kita harus menahan ego kita masing-masing. Ada lebih banyak keseruan ketka perjalanmu bareng sama temen, apalagi sama pasangan halal. Eyaakkk. Oke deh, sementara ini dulu cerita gue tentang perjalanan, masih banyak tempat yang pengen gue kunjungi dan aka nada banyak lagi cerita-cerita tentang perjalanan, terutama perjalan kehidupan ini.


Kereta Api Kamandaka Purwokerto - Semarang, 7 November 2017

No comments:

Post a Comment