Foto Candid |
Hallo Sobat
EKSIS, ada sebuah kisah menarik nih dari salah satu fungsionaris EKSIS, Sebut
saja namanya Abdullah (Hamba Allah). Kisah itu berawal ketika ia menjadi
seorang Mahasiswa Baru (red Maba) di kampus kita tercinta, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. Layaknya seperti maba lainnya yang sedang semangat
mencari hal-hal baru, wajar saja jika seorang maba menjadi super aktif dalam mengikuti
kegiatan kemahasiswaan. Bukan hal baru lagi ketika seorang maba mendaftar di
banyak organisasi kemahasiswaan. Banyak sekali motivasi yang mereka sampaikan
ketika mendaftar di organisasi
kemahasiswaan, mulai dari ingin memperbaiki diri, menambah pengalaman, mencari
teman, belajar, sampai motivasi untuk mencari jodoh berkualitas, eh.
Seorang Abdullah
pada waktu itu juga mengalami hal yang sama, dengan semangatnya ia menjadi
anggota magang di 3 organisasi di saat yang bersamaan. Nggak kebayang kan
betapa sibuknya dia yang harus kesana kemari mengikuti berbagai agenda yang
ada. Coba hitung berapa kali dia rapat dalam seminggu, minimalnya ada 3 kali
rapat. Namun itu semua merupakan proses yang harus dia jalani. Proses mencari
jalan mana yang paling nyaman untuk dia pilih dalam mencapai tujuannya. Satu
semester penuh bergelut dengan kegiatan ke-MABA-an, sudah cukup membuat
Abdullah menentukan sikapnya memilih
jalan yang nyaman untuk berkarya. Abdullah dengan mantapnya memilih EKSIS
sebagai rumahnya.
Keinginginan
untuk memperbaiki diri dan belajar ilmu agama inilah yang rupanya membuat
Abdullah semakin mantap menapaki jejaknya di EKSIS. Di EKSIS dia dipertemukan
dengan sahabat-sahabat yang memiliki semangat yang sama dalam memperbaiki diri
menjadi lebih baik, atau istilah kerennya “Hijrah”. Kata Rasul, jika kita
berkawan dengan penjual parfum maka kita akan kecipratan wanginya, namun ketika
kita berkawan dengan tukang pandai besi maka kita akan ikut kena panasnya. Maka
dengan berada di lingkungan orang yang memiliki semangat berhijrah, Abdullah
berharap akan terjaga terus semangat hijrahnya.
Namun setelah
hijrah, bukan berarti jalan kita akan mulus mulus saja tanpa ujian. Karena
Allah akan menguji hamba-Nya sesuai dengan kadar keiamanan dan kemampuannya.
Terkadang ada banyak ujian yang harus kita lewati setelah kita memutuskan untuk
hijrah, contohnya saja kita bakalan dapat pertanyaan – pertanyaan tanda
keheranan dari teman ataupun keluarga seperti kamu kok sekarang beda, komu kok
sekarang begini, sekarang begitu, kamu kok udah enggak asyik lagi atau yang
lebih ekstrem ditanya sekarang ikut aliran apa sih? Kok jenggotan, kok
jilbabnya jadi gede? Plis deh gue masih seperti yang dulu, Cuma lagi berproses
menjadi pribadi yang lebih baik aja. Eeaaakk.
Yap, intinya
setelah engkau memutuskan untuk berhijrah, masih ada istiqomah yang dipertanyakan.
Kita harus tetap istiqomah berjalan di dalam kebaikan, tetap istiqomah walaupun
harus melewati berbagai ujian. Disinilah peran lingkungan sangat menentukan,
maka bersyukurlah ketika kita mendapatkan rizqi berupa hadirnya sahabat-sahabat
sholih di sekeliling kita. Selamat untuk kawan - kawan yang telah memilih EKSIS
menjadi tempat berlabuh. Perjalan masih panjang kawan, jangan kasih kendor,
rapatkan barisan. (AP)
Semarang, 3 Oktober 2017
Semarang, 3 Oktober 2017
No comments:
Post a Comment