Tuesday, November 7, 2017

Ketika EKSIS Menjadi Tempat Berlabuh



Foto Candid



Hallo Sobat EKSIS, ada sebuah kisah menarik nih dari salah satu fungsionaris EKSIS, Sebut saja namanya Abdullah (Hamba Allah). Kisah itu berawal ketika ia menjadi seorang Mahasiswa Baru (red Maba) di kampus kita tercinta, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Layaknya seperti maba lainnya yang sedang semangat mencari hal-hal baru, wajar saja jika seorang maba menjadi super aktif dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Bukan hal baru lagi ketika seorang maba mendaftar di banyak organisasi kemahasiswaan. Banyak sekali motivasi yang mereka sampaikan ketika mendaftar di  organisasi kemahasiswaan, mulai dari ingin memperbaiki diri, menambah pengalaman, mencari teman, belajar, sampai motivasi untuk mencari jodoh berkualitas, eh.
Seorang Abdullah pada waktu itu juga mengalami hal yang sama, dengan semangatnya ia menjadi anggota magang di 3 organisasi di saat yang bersamaan. Nggak kebayang kan betapa sibuknya dia yang harus kesana kemari mengikuti berbagai agenda yang ada. Coba hitung berapa kali dia rapat dalam seminggu, minimalnya ada 3 kali rapat. Namun itu semua merupakan proses yang harus dia jalani. Proses mencari jalan mana yang paling nyaman untuk dia pilih dalam mencapai tujuannya. Satu semester penuh bergelut dengan kegiatan ke-MABA-an, sudah cukup membuat Abdullah  menentukan sikapnya memilih jalan yang nyaman untuk berkarya. Abdullah dengan mantapnya memilih EKSIS sebagai rumahnya.
Keinginginan untuk memperbaiki diri dan belajar ilmu agama inilah yang rupanya membuat Abdullah semakin mantap menapaki jejaknya di EKSIS. Di EKSIS dia dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang memiliki semangat yang sama dalam memperbaiki diri menjadi lebih baik, atau istilah kerennya “Hijrah”. Kata Rasul, jika kita berkawan dengan penjual parfum maka kita akan kecipratan wanginya, namun ketika kita berkawan dengan tukang pandai besi maka kita akan ikut kena panasnya. Maka dengan berada di lingkungan orang yang memiliki semangat berhijrah, Abdullah berharap akan terjaga terus semangat hijrahnya.
Namun setelah hijrah, bukan berarti jalan kita akan mulus mulus saja tanpa ujian. Karena Allah akan menguji hamba-Nya sesuai dengan kadar keiamanan dan kemampuannya. Terkadang ada banyak ujian yang harus kita lewati setelah kita memutuskan untuk hijrah, contohnya saja kita bakalan dapat pertanyaan – pertanyaan tanda keheranan dari teman ataupun keluarga seperti kamu kok sekarang beda, komu kok sekarang begini, sekarang begitu, kamu kok udah enggak asyik lagi atau yang lebih ekstrem ditanya sekarang ikut aliran apa sih? Kok jenggotan, kok jilbabnya jadi gede? Plis deh gue masih seperti yang dulu, Cuma lagi berproses menjadi pribadi yang lebih baik aja. Eeaaakk.
Yap, intinya setelah engkau memutuskan untuk berhijrah, masih ada istiqomah yang dipertanyakan. Kita harus tetap istiqomah berjalan di dalam kebaikan, tetap istiqomah walaupun harus melewati berbagai ujian. Disinilah peran lingkungan sangat menentukan, maka bersyukurlah ketika kita mendapatkan rizqi berupa hadirnya sahabat-sahabat sholih di sekeliling kita. Selamat untuk kawan - kawan yang telah memilih EKSIS menjadi tempat berlabuh. Perjalan masih panjang kawan, jangan kasih kendor, rapatkan barisan. (AP)


Semarang, 3 Oktober 2017

No comments:

Post a Comment